Selasa, 05 Maret 2013

Macam-macam Batuan Metamorf

Tugas TP Kelompok 4 :
A. Muh. Fais Wahid
Anggun
Atika Kurniati
Fauziah Alimuddin
Yermia Tosambo
Maksum Madjiji
10 Macam dari batuan metamorf:

  1. Slate
  2. Slate merupakan batuan metamorf terbentuk dari proses metamorfosisme batuan sedimen Shale atau Mudstone (batulempung) pada temperatur dan suhu yang rendah. Memiliki struktur foliasi (slaty cleavage) dan tersusun atas butir-butir yang sangat halus (very fine grained).
    Asal                           : Metamorfisme Shale dan Mudstone
    Warna                        : Abu-abu, hitam, hijau, merah
    Ukuran butir               : Very fine grained
    Struktur                      : Foliated (Slaty Cleavage)
    Komposisi                  : Quartz, Muscovite, Illite
    Derajat metamorfisme : Rendah
    Ciri khas                     : Mudah membelah menjadi lembaran tipis

  3. Filit
  4. Merupakan batuan metamorf yang umumnya tersusun atas kuarsa, sericite mica dan klorit. Terbentuk dari kelanjutan proses metamorfosisme dari Slate.
    Asal                           : Metamorfisme Shale
    Warna                        : Merah, kehijauan
    Ukuran butir               : Halus
    Stuktur                       : Foliated (Slaty-Schistose)
    Komposisi                  : Mika, kuarsa
    Derajat metamorfisme : Rendah – Intermediate
    Ciri khas                     : Membelah mengikuti permukaan gelombang

  5. Gneis
  6. Merupakan batuan yang terbentuk dari hasil metamorfosisme batuan beku dalam temperatur dan tekanan yang tinggi. Dalam Gneiss dapat diperoleh rekristalisasi dan foliasi dari kuarsa, feldspar, mika dan amphibole.
    Asal                           : Metamorfisme regional siltstone, shale, granit
    Warna                        : Abu-abu
    Ukuran butir               : Medium – Coarse grained
    Struktur                      : Foliated (Gneissic)
    Komposisi                  : Kuarsa, feldspar, amphibole, mika
    Derajat metamorfisme : Tinggi
    Ciri khas                     : Kuarsa dan feldspar nampak berselang-seling dengan lapisan tipis kaya amphibole dan mika.
  7. Sekis (Schist)
  8. Schist (sekis) adalah batuan metamorf yang mengandung lapisan mika, grafit, horndlende. Mineral pada batuan ini umumnya terpisah menjadi berkas-berkas bergelombang yang diperlihatkan dengan kristal yang mengkilap.
    Asal                           : Metamorfisme siltstone, shale, basalt
    Warna                        : Hitam, hijau, ungu
    Ukuran butir               : Fine – Medium Coarse
    Struktur                      : Foliated (Schistose)
    Komposisi                  : Mika, grafit, hornblende
    Derajat metamorfisme : Intermediate – Tinggi
    Ciri khas                     : Foliasi yang kadang bergelombang, terkadang terdapat Kristal garnet

  9. Marmer
  10. Terbentuk ketika batu gamping mendapat tekanan dan panas sehingga mengalami perubahan dan rekristalisasi kalsit. Utamanya tersusun dari kalsium karbonat. Marmer bersifat padat, kompak dan tanpa foliasi.
    Asal                           : Metamorfisme batu gamping, dolostone
    Warna                        : Bervariasi
    Ukuran butir               : Medium – Coarse Grained
    Struktur                      : Non foliasi
    Komposisi                  : Kalsit atau Dolomit
    Derajat metamorfisme : Rendah – Tinggi
    Ciri khas                     : Tekstur berupa butiran seperti gula, terkadang terdapat fosil, bereaksi dengan HCl.

  11. Kuarsit
  12. Adalah salah satu batuan metamorf yang keras dan kuat. Terbentuk ketika batupasir (sandstone) mendapat tekanan dan temperatur yang tinggi. Ketika batupasir bermetamorfosis menjadi kuarsit, butir-butir kuarsa mengalami rekristalisasi, dan biasanya tekstur dan struktur asal pada batupasir terhapus oleh proses metamorfosis .
    Asal                           : Metamorfisme sandstone (batupasir)
    Warna                        : Abu-abu, kekuningan, cokelat, merah
    Ukuran butir               : Medium coarse
    Struktur                      : Non foliasi
    Komposisi                  : Kuarsa
    Derajat metamorfisme : Intermediate – Tinggi
    Ciri khas                     : Lebih keras dibanding glass

  13. Milonit
  14. Milonit merupakan batuan metamorf kompak. Terbentuk oleh rekristalisasi dinamis mineral-mineral pokok yang mengakibatkan pengurangan ukuran butir-butir batuan. Butir-butir batuan ini lebih halus dan dapat dibelah seperti schistose.
    Asal                           : Metamorfisme dinamik
    Warna                        : Abu-abu, kehitaman, coklat, biru
    Ukuran butir               : Fine grained
    Struktur                      : Non foliasi
    Komposisi                  : Kemungkinan berbeda untuk setiap batuan
    Derajat metamorfisme : Tinggi
    Ciri khas                     : Dapat dibelah-belah

  15. Filonit
  16. Merupakan batuan metamorf dengan derajat metamorfisme lebih tinggi dari Slate. Umumnya terbentuk dari proses metamorfisme Shale dan Mudstone. Filonit mirip dengan milonit, namun memiliki ukuran butiran yang lebih kasar dibanding milonit dan tidak memiliki orientasi. Selain itu, filonit merupakan milonit yang kaya akan filosilikat (klorit atau mika).
    Asal                           : Metamorfisme Shale, Mudstone
    Warna                        : Abu-abu, coklat, hijau, biru, kehitaman
    Ukuran butir               : Medium – Coarse grained
    Struktur                      : Non foliasi
    Komposisi                  : Beragam (kuarsa, mika, dll)
    Derajat metamorfisme : Tinggi
    Ciri khas                     : Permukaan terlihat berkilau

  17. Serpentinit
  18. Serpentinit, batuan yang terdiri atas satu atau lebih mineral serpentine dimana mineral ini dibentuk oleh proses serpentinisasi (serpentinization). Serpentinisasi adalah proses proses metamorfosis temperatur rendah yang menyertakan tekanan dan air, sedikit silica mafic dan batuan ultramafic teroksidasi dan ter-hidrolize dengan air menjadi serpentinit.
    Asal              : Batuan beku basa
    Warna           : Hijau terang / gelap
    Ukuran butir  : Medium grained
    Struktur         : Non foliasi
    Komposisi     : Serpentine
    Ciri khas        : Kilap berminyak dan lebih keras dibanding kuku jari

  19. Hornfels
  20. Hornfels terbentuk ketika shale dan claystone mengalami metamorfosis oleh temperatur dan intrusi beku, terbentuk di dekat dengan sumber panas seperti dapur magma, dike, sil. Hornfels bersifat padat tanpa foliasi.
    Asal                           : Metamorfisme kontak shale dan claystone
    Warna                        : Abu-abu, biru kehitaman, hitam
    Ukuran butir               : Fine grained
    Struktur                      : Non foliasi
    Komposisi                  : Kuarsa, mika
    Derajat metamorfisme : Metamorfisme kontak
    Ciri khas                     : Lebih keras dari pada glass, tekstur merat


Jika menurut anda postingan ini bermanfaat bagikan ke teman-teman di :

BaCa iNi juga ya... Related:

0 komentar:

Posting Komentar

komentar anda adalah batu loncatan buat saya, mohon tinggalkan komentar.. terima kasih